Karnaval Budaya ‘Medan Rumah Kita’ yang diinisiasi Dinas Pariwisata Kota Medan mengukir prestasi dengan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori peserta dengan mengenakan Batik Medan terbanyak. MURI Mencatat ada sebanyak 2.674 peserta karnaval mengenakan pakaian Batik Medan yang merupakan hasil kerajinan para pelaku UMKM di Kota Medan.
“Pemakaian Batik Medan dalam karnaval multi etnis yang diprakarsai dengan sentuhan dan kerja keras ibu Wali Kota Medan, MURI sudah memverifikasi 2.600 lebih peserta adalah rekor MURI,” kata Jusuf Ngadri selaku Senior Manager MURI, saat memberi sambutan pada acara puncak Pagelaran Multi Etnis dan Karnaval Budaya ‘Medan Rumah Kita’, di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (16/7).
Menurutnya Batik Medan dari tiada menjadi eksis seperti sekarang ini, tidak terlepas dari prakarasa Ketua TP PKK Kota Medan dan Ketua Dekranasda Kota Medan, Hj Rita Maharani.
“MURI hanya berharap Pemko Medan berkenan lebih bekerja keras mendorong seniman Medan, menggali hasanah motif Medan lebih baik lagi dan dapat menjadi ikon baru Kota Medan,” ujarnya.
Pihaknya pun menyarankan, agar Pemko Medan membuka kerjasama seluas-luasnya dengan semua pihak termasuk pengrajin batik di tanah air guna mengembangkan serta membumikan Batik Medan.
Kegiatan Festival Multietnis dan Karnaval Budaya ini dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-427 Kota Medan. Lebih dari dua ribu enam ratus peserta mengikuti karnaval mengenakan Batik Medan, pakaian adat, serta pakaian hasil modifikasi yang sangat menarik. Selain untuk melestarikan 14 budaya etnis yang ada di Kota Medan, kegiatan ini juga digelar dalam rangka meningkatkan sekaligus mempromosikan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara sekaligus sebagai hiburan kepada seleuruh masyarakat yang selama ini sudah mendukung proses pembangunan di Kota Medan.
Sebelumnya, peserta yang mengenakan busana Batik Medan hanya ditargetkan 2.500 peserta saja. Ternyata jumlah peserta yang mengenakan batik hasil gagasan Hj Rita Maharani, ini lebih banyak lagi. Karena melebihi dua ribu lima ratus, jumlah tersebut berhasil masuk Rekor MURI. Penghargaan langsung diberikan pihak MURI kepada Wali Kota Medan, HT Dzulmi Eldin didampingi Ketua TP PKK Medan Hj Rita Maharani, Wakil Wali Kota Akhyar Nasution beserta Wakil Ketua TP PKK Nurul Khairani Lubis.
Sebelum melaksanakan Karnaval Budaya, seluruh peserta yang terdiri dari pimpinan SKPD, camat, lurah, kepala lingkungan serta masyarakat berkumpul di depan rumah bersejarah, Tjong A Fie di Jalan Ahmad Yani. Mereka mengenakan Batik Medan dengan berbagai motif seperti Penari Melayu, Tepak Sirih, Istana Maimun, Becak Medan, Masjid Raya, Payung, Becak Medan, Durian, Bunga Kangkung, Bunga Terong, Kupu-Kupu, Daun Sirih dan Bunga Padi.
Selain itu para peserta juga mengenakan pakaian adat berasal dari 14 etnis yang ada di Kota Medan sebagai simbol keberagaman, serta busana hasil modifikasi. Usai melepas, Wali Kota bersama Ketua TP PKK didamping Wakil Wali Kota beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ikut Parade Budaya dengan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Medan.
Wali Kota mengenakan Batik Medan biru dengan motif becak Medan, sedangkan Hj Rita mengenakan motif tarian Melayu dan Istana Maimun dipadukan bunga merah juga warna biru. Sementara wakil Wali Kota mengenakan Batik Medan bermotif Masjid Raya, dan sang istri mengenakan busana bermotifkan tepak sirih.
Selanjutnya mereka beserta unsur Forkopimda dan ribuan masyarakat berjalan menuju Lapangan Merdeka, melintasi karpet merah berukuran lebih kurang 2 meter dengan panjang sekitar 500 meter. Iring-iringan ini melintasi bangunan-bangunan tua yang memenuhi sisi kiri maupun kanan Jalan Ahmad Yani. Pawai ini mendapat sambutan hangat ratusan masyarakat, termasuk sejumlah turis mancanegara yang berdiri di pinggir jalan.
Usai acara kepada wartawan, Eldin mengatakan sejumlah kegiatan telah dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Medan. Semua kegiatan itu digelar semata-mata untuk meningkatkan budaya kebersamaan, kepedulian dan rasa cinta kepada Kota Medan. “Insya Allah melalui semua kegiatan yang digelar ini, kita semakin mencintai kota ini dan menajdikan Kota Medan sebagai rumah kita,” katanya.
Terkait dengan Karnaval Budaya yang dilaksanakan, ia mengatakan sebagai simbol kota multietnis yang dihuni 14 etnis budaya dominan dan mewarnai kehidupan di Ibukota Provinsi Sumut ini. Walaupun beragam, tapi semua hidup berbaur dengan penuh kedamaian dengan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, sehingga Medan sering dijuluki miniaturnya Indonesia.
“Tanpa partisipasi dan dukungan warga semua, niscaya Kota Medan hanya akan menjadi kota besar yang tidak memiliki jiwa. Jadi kita semua harus terus-menerus menjaga dan mengisi pembangunan di Kota Medan dengan segala daya maupun upaya yang kita mampu. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membangun Kota Medan tercinta ini?” ungkapnya.
Hj Rita Maharani mengaku sangat gembira karena parade budaya, terutama peserta yang mengenakan Batik Medan mendapat penghargaan dari MURI. Dengan penghargaan ini, ia berharap Batik Medan semakin terkenal sehingga UMKM di Kota Medan semakin maju, terutama bagi para pengerajin batik.
“Hasil dan kualitas Batik Medan tidak kalah dengan batik-batik lain di seluruh Indonesia. Untuk itu saya mengajak seluruh warga Kota Medan untuk mencintai Batik Medan. Saya beserta keluarga, termasuk jajaran Pemko Medan mengenakan Batik Medan. Insya Allah jika semua mengenakan Batik Medan, kehidupan para pengerajin batik di kota Medan akan lebih meningkat dan sejahtera lagi,” katanya.
Ibu tiga anak ini selanjutnya mengatakan, dirinya sebagai Ketua Dekranasda Kota Medan siap membantu para pengrajin lainnya. Diingatkannya, jika seluruh pengrajin yang ada di Medan bersungguh-sungguh dalam berkarya dan punya tekad untuk maju, hasilnya akan lebih baik lagi sehingga diminati masyarakat.
Selain Parade Budaya, kegiatan juga diisi dengan tarian kolosal dan tarian etnis yang menggambarkan 14 budaya etnis dominan di kota Medan yakni Melayu, Karo, Mandailing, Toba, Simalungun, Angkola, Nias, Minang, Aceh, Jawa, Dairi, Tionghoa, Arab dan India, hiburan band serta lucky draw. Di samping itu wali kota juga menyerahkan bantuan berupa 4 unit kursi roda, 10 unit alat bantu dengar, 10 kaki dan tangan palsu, 10 unit tongkat putih untuk tuna netra, 4 unit tongkat untuk penderita stroke serta pembagian paket berisi roti, minyak goreng, bubuk teh serta sendal untuk 1000 orang kaum difabel (tuna netra, tuna daksa, dan tuna grahita) serta makan siang.
Bantuan itu diberikan agar para penyandang disabilitas juga dapat merasakan kegembiraan atas Hari Jadi ke-427 Kota Medan tersebut. “Semoga bantuan ini berguna dan memberikan manfaat bagi saudara-saudara kita ini,” harap Eldin. Sedangkan di Belawan, Pemko Medan juga membaagikan 1.000 kaca mata baca untuk lansia dan 1.500 paket makanan tambahan berupa susu, kacang hijau, vitamin muntuk anak dan telur rebus mulai 0 bulan sampai 12 tahun
Sumber : Halo Warga Medan, Yok Pakai Batik Medan. Inilah Batik Medan Yang Pecahkan Rekor MURI
Tag : Smart Detox Synergy
EmoticonEmoticon