Gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Bengkulu pada Minggu 13 Agustus 2017, ternyata menimbulkan kerusakan beberapa bangunan rumah. Di Kabupaten Mukomuko dilaporkan sebanyak 10 rumah mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan ringan seperti tembok dinding retak-retak.
Kerusakan rumah ini tersebar di beberapa desa seperti Desa Air Buluh Kecamatan Ipuh, Desa Mekar Sari Kecamatan Sungai Rumbai, Desa Durian Amparan Kecamatan Batik Nau, dan Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman. Selain itu di Kota Bengkulu juga dilaporkan ada beberapa bangunan rumah mengalami rusak ringan.
Berdasarkan hasil monitoring Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menunjukkan banwa pasca-terjadinya gempa kuat juga diikuti gempa bumi susulan (aftershocks) sebanyak 4 kali.
“Gempa susulan paling kuat hanya sekali mencapai 4,1 SR. Selanjutnya kekuatan gempa susulan terus mengecil, hingga hari Senin siang sudah tidak terjadi gempa bumi susulan,” ujar Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono kepada Okezone, Senin (14/8/2017).
Daryono menambahkan, ada satu hal menarik saat mencermati aktivitas gempa bumi di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera. Selama periode bulan Januari hingga Agustus 2017, di wilayah tersebut sudah terjadi gempa signifikan dengan kekuatan diatas 5,0 SR sebanyak 24 kali.
“Menariknya, gempa signifikan ini paling banyak terjadi di zona subduksi sebelah barat Bengkulu, yaitu sebanyak 11 kali. Urutan kedua paling banyak adalah zona subduksi sebelah barat Aceh dengan jumlah gempa signifikan sebanyak 7 kali,” sambungnya.
Zona subduksi sebelah barat Sumatera Utara, terang Daryono, menempati urutan ketiga dengan jumlah gempa signifikan sebanyak 3 kali. Sedangkan wilayah Samudra Hindia sebelah barat Lampung, gempa signifikan hanya terjadi 2 kali. Adapun yang paling sedikit terjadi gempa adalah wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera Barat, di mana hanya terjadi gempa signifikan 1 kali saja.
“Meningkatnya aktivitas seismik di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu ini dinilai masih wajar. Fenomena semacam ini merupakan hal biasa, karena tingkat aktivitas kegempaan secara spasial dan temporal memang selalu berubah dan berbeda-beda antara satu wilayah dangan wilayah lain,” papar Daryono.
Meski demikian, BMKG mengimbau agar masyarakat tenang dan tidak mudah percaya terhadap kabar yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak mudah percaya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tandasnya
Sumber : Periode Januari-Agustus, Samudera Hindia Sebelah Barat Sumatera Mengalami Gempa 24 Kali.
Tag : Smart Detox Synergy
EmoticonEmoticon